Bagi Indonesia berakhirnya Perang Dunia II bukanlah “senja akhir perang”, namun “awal perang kemerdekaan” yang dimulai dengan Pertempuran Surabaya di bulan November pada tahun itu, dan kemudian menjadi inspirasi pembuatan film animasi “Battle of Surabaya” hasil besutan MSV Pictures Animation Studio, Yogyakarta yang akan tayang di bioskop pertengahan Agustus mendatang.
Film ini mengisahkan seorang anak lelaki korban perang yang mempertanyakan arti kasih sayang manusia. Ini adalah film animasi asli Indonesia pertama berdurasi panjang yang ditargetkan sebagai karya berkualitas tinggi. Ada adegan yang berhubungan dengan Jepang, dan ada juga 3 orang Jepang yang berpartisipasi sebagai pengisi suara.
Karakter utama dalam film animasi ini adalah Musa, penyemir sepatu berumur 13 tahun yang baik hati dan mengobati luka tentara musuh yang terkena ledakan bom. Pada suatu hari, Musa dipercayakan misi mengirimkan surat-surat rahasia antara misili Surabaya dan tentara negara yang baru berdiri. Namun dia ditangkap tentara Inggris di dalam hutan dan disiksa.
Kisah ini dimulai ketika Musa yang putus asa ditolong seorang gadis dan pemuda. Berpusat pada ketiganya, anime ini mengusung tema kedamaian, keberanian dan patriotisme dengan tagline “There’s no glory in war”.
Cerita ini juga menampilkan sejumlah tokoh nyata seperti presiden dan wakil presiden pertama Indonesia, Soekarno-Hatta, dan lainnya yang digabungkan dengan berbagai karakter fiksi.
Meskipun merupakan film perang serius, cerita ini juga dirancang agar mudah dipahami oleh anak-anak. Pada adegan pidato pemimpin perang gerilya Sutomo (Bung Tomo) saat Perang Kemerdekaan, suara asli Bung Tomo digunakan dalam anime untuk memberi kesan seperti aslinya.
Awal cerita dibuka dengan adegan dijatuhkannya bom atom Little Boy yang dijatuhkan di kota Hiroshima, kekalahan Jepang dan tibanya tentara Sekutu di Indonesia, kemudian menampilkan adegan-adegan bersejarah lainnya hingga sampai di masa Pertempuran Surabaya. Ada juga salah satu peristiwa penyebab pecahnya perang, yaitu ketika Belanda mengibarkan bendera Belanda di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit).
Proses produksi anime ini dilakukan MSV Pictures Animation Studio, Yogyakarta. Dibutuhkan waktu 3 tahun untuk menyelesaikan anime ini, dengan biaya produksi sekitar 15 milyar rupiah.
Film anime “Battle of Surabaya” sudah rampung beberapa tahun silam, tetapi ada pengisi suara karakter yang diganti dan ada bagian yang dibuat ulang, sehingga tahun ini baru bisa ditayangkan di bioskop, Aktris dan juga penyanyi yang sedang naik daun, Maudy Ayunda mengisi suara Yumna, gadis yang membantu Musa bersama Danu yang diperankan oleh aktor populer Reza Rahadian.
Dalam wawancara dengan sutradara Aryanto Yuniawan dipaparkan, “Kami bertekad film ini diproduksi dengan kualitas tinggi baik seni dan ceritanya, agar menjadi pelopor anime Indonesia di masa depan.” Dari sebanyak 400 animator yang mendaftar, diseleksi 10-15 orang. Pengisi suara juga ditentukan dengan seleksi dari audisi.
Meskipun tampilan karakternya terlihat seperti anime Jepang, secara keseluruhan film ini bercita rasa Hollywood. Strategi penjualan merchandise karakter juga sudah diperhitungkan. Aryanto menjelaskan pihak Walt Disney sudah menunjukkan ketertarikannya untuk pendistribusian ke seluruh dunia.
Film ini telah banyak menerima penghargaan dalam negeri dan memenangkan penghargaan internasional di Amerika, International Movie Trailer Festival 2013 untuk kategori People’s Choice Award.